Mr X berkata... "This is not my JOB DES"
This is not my JOB,
Ini kata-kata yang sering kita dengar untuk sebagian Pekerja. Padahal Ilmu terbaik, bukan dari membaca Teksbook tetapi melakukan sesuatu yang "Baru", yang sebelumnya belum pernah kita lakukan.
Curiousity (Rasa ingin tau) adalah cara terbaik memenuhi isi kepala.
Orang dengan gelar tinggi tanpa bisa mengaplikasikan pengetahuannya seperti Kuda tanpa kepala.
Orang yang sukses di dunia, tidak pernah dari mulutnya keluar kata-kata This is not my Job des, karena mereka haus akan Rasa ingin tau akan hal-hal baru. Mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang mereka minati.
Orang dengan Mental Pemalas, rajin sekali mengatakan This is not my Job des, ini cara terbaik untuk orang MENUTUP pintu-pintu KESEMPATAN.
Saya sama sekali tak percaya Hoky. Keberuntungan itu adalah kolaborasi antara KESEMPATAN dan KESIAPAN SKILL.
Bagaimana anda bisa menambah kemampuan anda, jika anda malas untuk belajar hal-hal baru, dengan selalu mengatakan THIS IS NOT MY JOB DES.
Lihat saja bagaimana orang yang selalu Protes tentang kehidupan yang sulit, gaji yang tak naik-naik, kemiskinan yang membelenggu, kebijaksanaan pemerintah yang tak berpihak, dll. Tapi mereka sendiri tak banyak melakukan apa-apa.
Jangan Pernah berharap anda bisa sukses, jika berfikir suksespun Tidak.
Jangan Pernah bisa naik Kepuncak, jika anda Malas mendaki.
Jangan berharap anda bisa mempunyai Pengetahuan yang lebih, berkat yang lebih, kesempatan yang terbuka jika anda Gemar berkata "THIS IS NOT MY JOB DES"
Happy all day
Saturday
Pentingnya Income Masa Depan
SEBAGIAN BESAR ORANG TERSESAT DENGAN PEMIKIRANNYA KARENA MEREKA MENYANGKA BAHWA HANYA ADA SATU JENIS INCOME SAJA. MEREKA GAGAL MENGENALI BAHWA ADA DUA JENIS INCOME YANG TERPISAH DAN BERBEDA SATU DENGAN LAINNYA SEPERTI SIANG DAN MALAM.
Seringkali kita berkata bahwa income adalah income, sangat sederhana. Tapi disinilah kesalahan terbesar yang dilakukan jutaan orang. Income tidak sesederhana itu, ada INCOME MASA LALU dan ada INCOME MASA depan.
Income masa lalu adalah income kemarin, bulan lalu, tahun lalu atau tahun-tahun sebelum hari ini. Income itu sudah menyelesaikan tugasnya. Income masa lalu sudah memelihara keluarga kita di tahun lalu, beli buku sekolah untuk anak kita, membeli rumah kita, membayar tagihan listrik, air, bayar dokter dan obat waktu tahun lalu kita sakit, membayar cicilan mobil dsb. Income masa lalu menyebabkan keluarga kita hidup dengan standar hidup kita dan tetap memberi nafkah keluarga kita sampai sekarang ini.
Income masa lalu berhubungan dengan kemarin dan hal-hal masa lalu.
Tapi di depan kita ada masa depan seperti juga ada kemarin. Kita tidak hanya hidup di masa lalu dan sekarang saja, tapi kita juga masih akan hidup di masa depan. Masih ada hari esok yang harus dijalani. Masih ada hari esok yang menanti kita, hari-hari yang akan datang dimana kita memproyeksikan masa depan dan semua impian dan harapan kita. Dan sebagaimana masa lalu harus mendapatkan incomenya untuk membiayai semua keperluannya, masa depanpun harus mempunyai incomenya untuk mewujudkan semua yang akan dicapai dan kita impikan.
Kita berjalan menuju tanah masa depan yang tidak kita ketahui sebelumnya, dan setiap hari kita semakin mendekatinya. Hidup ini akan bersahabat dengan kita bukan karena di masa lalu kita telah mengalami hal-hal yang baik, tapi bila di masa depan kita bisa mewujudkan apa yang menjadi impian dan harapan kita.
AMBIL SEMUA INCOME MASA DEPAN SESEORANG, DAN ANDA AKAN MELIHAT ORANG ITU TIDAK MEMPUNYAI MASA DEPAN DAN KEHIDUPANYA AKAN HANCUR TANPA ARTI.
Kita tidak bisa mempunyai rencana apapun, bahkan yang sekecil apapun, kalau kita tidak mempunyai income masa depan kita. Misalnya Anda pulang malam ini dan menggendong putri Anda yang berusia 10 tahun, dan berkata padanya bahwa kalau dia terus berlatih melukis dengan baik, suatu saat Papa akan mendatangkan pelukis terkenal yang akan mengajar dia melukis. Matanya membesar kegirangan saat Anda mengucapkan janji itu padanya. Itu adalah rencana yang sungguh indah. Suatu hari Anda akan sangat bangga pada putri Anda karena dia akan menjadi pelukis hebat, seperti hari ini putri Anda sangat bangga punya ayah seperti Anda.
Tapi, selama Anda tidak bisa memastikan income masa depan Anda akan terus datang, rencana yang indah itu hanya merupakan impian kosong dan akan berubah menjadi kekecewaan, omong kosong, hanya kenangan, impian yang tidak pernah menjadi kenyataan. Rencana itu hanya bisa diwujudkan bila Anda memperoleh income masa depan Anda.
Atau misalnya Anda menjanjikan pada keluarga Anda lima tahun lagi akan membeli sebuah vila kecil di pinggir telaga, tenang dan jauh dari kebisingan kota, sehingga tiap akhir minggu Anda sekeluarga bisa menikmati liburan tenang yang menyenangkan. Jika Anda kehilangan income masa depan Anda, janji itu tidak akan pernah menjadi kenyataan, omong kosong.
INCOME MASA DEPAN..! Income yang akan membuat masa depan kita seperti yang kita impikan. Seluruh dunia sekarang ini sedang berteriak mencari keamanan keuangan, kepastian keuangan, dan hanya income masa depanlah yang bisa memberikan keamanan dan kepastian keuangan itu.
Di dalam perencanaan keuangan kita, sangatlah wajar bila kita terus mengingat betapa pentingnya income masa depan ini. Sangatlah baik bila waktu demi waktu kita terus menyadari bahwa segala upaya yang kita kerjakan untuk menabung dan berinvestasi adalah untuk memastikan bahwa kita mempunyai income di masa depan.
Kita tidak punya rencana apapun - meskipun kita sudah membuatnya - bila kita belum sampai pada keyakinan bahwa kita menabung dan berinvestasi karena kita tahu harus ada orang yang bekerja atau uang yang bekerja, atau tidak akan ada income sama sekali. Kita harus menyadari bahwa income masa depan kita harus terus datang, atau impian kita hanya tinggal impian.
Kesadaran ini akan memimpin kita untuk mencari dan menemukan RENCANA KEUANGAN yang bisa memastikan bahwa kita akan sampai pada tujuan keuangan kita. Inilah salah satu KEPUTUSAN TERPENTING yang pernah dibuat seseorang dalam seumur hidupnya. Rencana keuangan apa yang akan dipakainya..? Apakah rencana keuangan yang dipakai masyarakat sekarang ini bisa menjamin kebebasan keuangan dan kepastian tentang income masa depan mereka..?
Topik ini merupakan topik yang sangat penting bagi semua orang yang mengingin kan kepastian income masa depan mereka, yang tidak ingin keluarganya jatuh dalam kemiskinan.
Some people do nothing wrong. The problem is, they do nothing and that what’s wrong.
Patrick L. Knueven, CLU, ChFC
Des Moines, Iowa
Rencana Keuangan
APAKAH RENCANA KEUANGAN KITA PASTI BISA BEKERJA..?
Apakah rencana keuangan yang dipakai masyarakat sekarang ini benar benar bisa memberi kepastian income masa depan mereka..?
Semua orang muda memulai karir mereka dengan satu tujuan: SUKSES. Mereka memutuskan untuk menabung dan berinvestasi demi masa depan dan keuangan yang mandiri untuk keluarga mereka kelak. Kemandirian keuangan adalah seperti sebuah pulau bahagia yang mereka harapkan dan kejar sekuat tenaga, tapi kenyataannya hanya 5 orang saja dari 100 yang bisa mendapatkannya di usia tua mereka. 95 orang yang gagal juga bekerja keras dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan impian mereka, tapi mereka gagal.
Karena semua orang memulai usahanya dengan tekad bulat untuk sukses, sangatlah logis kalau mereka yang miskin di usia tua, kesalahannya bukan pada mereka sendiri, kesalahannya pasti terletak pada rencana keuangan yang mereka pakai. Seringkali kita merasa bersalah dan menyalahkan mereka yang gagal, kita mengatakan bahwa mereka mempunyai kebiasaan belanja berlebihan, mereka tidak beruntung, tidak pandai berinvestasi dsb. Dan seringkali, kita salah bila berpendapat demikian, yang harus disalahkan adalah rencana keuangan mereka yang tidak bisa bekerja dengan baik.
Asuransi Jiwa adalah fondasi dari semua perencanaan keuangan.
Apakah rencana keuangan yang dipakai masyarakat sekarang ini benar benar bisa memberi kepastian income masa depan mereka..?
Karena kepastian income masa depan merupakan tujuan utama keuangan mereka, sangatlah penting memastikan bahwa rencana keuangan yang mereka pakai akan bisa memberi kepastian itu. Sangatlah penting masyarakat mengetahui bahwa rencana keuangan mereka akan memberikan hasil yang diharapkan sehingga mereka tidak menyesal di kemudian hari, dan itu terjadi pada saat mereka sudah tua dan tidak lagi bisa memperbaiki keadaan mereka.
Apakah semua rencana keuangan bisa bekerja dengan benar..?
Untungnya dalam hal ini kita tidak perlu tebak-tebakan. Beberapa tahun yang lalu, di New York diadakan riset untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan di atas. Pemerintah mengirimkan petugas yang terlatih dan profesional ke setiap pelosok untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan masyarakat pada saat mereka berusia 65 tahun.
Para petugas itu mendatangi ribuan orang, dari yang tiggal di rumah mewah, sampai yang tinggal di apartemen kumuh, mereka bertemu orang-orang di rumah atau di kantor mereka, dan mengumpulkan ribuan dan ratusan ribu angka dan inilah hasilnya:
Dari setiap 100 orang yang berusia 65 tahun atau lebih tua, mereka menemukan bahwa 5 orang mempunyai income mandiri yang cukup besar untuk menunjang masa pensiun mereka dengan sangat menyenangkan.
28 orang harus tetap bekerja untuk menopang biaya hidup mereka.
67 orang tergantung hidupnya pada pihak lain, ada yang pada badan sosial dan ada yang dari belas kasihan tetangga, teman atau keluarga mereka.
Itulah kenyataan hidup dan inilah kisah sedih yang harus didengar setiap orang. Inilah kisah yang ditulis oleh waktu. Inilah kenyataan hidup. Angka itu menunjukkan kisah tragis yang harus dihadapi semua orang waktu mereka berada di ujung jalan kehidupan yang mereka jalani dari muda.
Sayangnya sangat banyak – jutaan – orang muda yang hari ini sukses dalam karir mereka tidak bisa melihat kenyataan ini sehingga mereka terus berada dalam asumsi bahwa di masa yang akan datang, mereka akan tetap mendapatkan income mereka. Padahal orang-orang yang disurvey di atas juga hidup dalam asumsi yang sama pada waktu mereka masih muda. Dalam wawancara survey, diketahui bahwa pada waktu muda mereka juga merencanakan keuangan mereka dan menginginkan masa tua yang sangat baik. Tetapi, kenyataan hidup membuktikan bahwa RENCANA KEUANGAN mereka gagal bekerja sebagaimana yang diharapkan, dan mereka baru mengetaui hal ini setelah tua. TRAGIS..!!
Sangatlah penting diketahui bahwa survey di New York itu dilakukan bukan pada saat sedang ada kesulitan ekonomi, sebaliknya saat itu ekonomi Amerika sedang dalam keadaan puncaknya dan New York adalah salah satu kota termakmur di Amerika. Hasil survey tersebut juga bukanlah angka yang direkayasa perusahaan tertentu dan juga bukan iklan sebuah Bank, angka tersebut adalah kenyataan hidup masyarakat sebuah negara adidaya yang sangat modern.
Tidak ada orang muda yang mulai bekerja menginginkan bahwa di usia tua mereka akan jadi orang tua miskin. Semua orang muda mulai bekerja dan menginginkan suatu saat mereka menjadi sangat kaya. Lagipula, buat apa bekerja kalau sekarang kita tahu bahwa besok kita akan jadi orang miskin..?
Karena semua orang memulai usahanya dengan tekad bulat untuk sukses, sangatlah logis kalau mereka yang miskin di usia tua, kesalahannya bukan pada mereka sendiri, kesalahannya pasti terletak pada rencana keuangan yang mereka pakai. Seringkali kita merasa bersalah dan menyalahkan mereka yang gagal, kita mengatakan bahwa mereka mempunyai kebiasaan belanja berlebihan, mereka tidak beruntung, tidak pandai berinvestasi dsb. Dan seringkali, kita salah bila berpendapat demikian, yang harus disalahkan adalah rencana keuangan mereka yang tidak bisa bekerja dengan baik.
Katakanlah bahwa memang benar mereka yang kurang beruntung di usia tua memiliki kebiasaan belanja yang berlebihan, mereka juga tidak bisa menabung dengan baik, mereka juga sering rugi dalam investasinya, tapi mereka tidak pernah ingin jadi orang gagal. Mereka semua memulai karirnya dengan satu keinginan yaitu untuk menjadi sukses. Mereka percaya pada jalan yang mereka pilih, menjalaninya dengan serius dan percaya bahwa jalan itu ujungnya adalah keberhasilan. Kenyataannya, setelah mereka sampai di ujung jalan itu, mereka mendapati bahwa mereka sampai pada suatu tempat dimana mereka bertemu dengan semua orang tua yang miskin.
Jika benar bahwa sebagian besar orang tidak bisa menabung dengan baik, mereka juga tidak bisa berinvestasi dengan benar, maka sudah waktunya, masyarakat kita merancang sebuah cara untuk menghindarkan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan ini. Jika rencana keuangan yang dipakai banyak orang sekarang ini tidak bisa membawa mereka menuju tujuan keuangan dan mandiri di usia tua mereka, inilah saatnya masyarakat sadar bahwa mereka harus mencari rencana keuangan yang lebih baik dan bisa membawa mereka mencapai tujuan keuangan mereka.
Mengapa begitu banyak rencana keuangan yang gagal..? Dapatkah kita menemukan jawaban pertanyaan itu..? Adakah rencana keuangan yang benar-benar bisa bekerja..?
Most people don’t plan to fail, they fail to plan.
Bill Haney, Jr.
Los Angeles, California
Kebanyakan orang tidak merencanakan untuk gagal, mereka hanya gagal membuat rencana.
Life Insurance is the foundation of all financial planning.
Wilmer S. Poynor III, CLU, ChFC
Birmingham, Alabama
Thursday
VIDEO INSPIRATIF & MOTIVASI
SEMOGA KITA BISA MENGAMBIL HIKMAHNYA
Kiriman oleh Lalu Lintas.
Kiriman oleh Aning Loveomi.
Kiriman oleh Frank Medrano.
Kiriman oleh Inspirations in life.
Saturday
Kisah Si Penebang Pohon
Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”.
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang.
“Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.
Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru !
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”.
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang.
“Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.
Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru !
Penebang Kayu yang Tidak Tahu Berterimakasih
Pada jaman dahulu, di suatu desa, ada seorang penebang kayu yang sangat miskin, sehingga dia hanya mempunyai sebuah kapak untuk bekerja dan menghidupi anak-anak dan istrinya. Dengan sangat sulit dia bisa memperoleh enam pence (sejenis mata uang) setiap hari. Dia dan istrinya harus bekerja membanting tulang dari subuh hingga larut malam agar mereka dapat hidup dengan tidak kehabisan makanan. Apabila mereka beristirahat, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa.
“Apa yang harus saya lakukan?” katanya, suatu hari, “Saya sekarang sangat lelah, istri dan anakku tidak memiliki apa-apa untuk dimakan, dan saya sudah tidak sekuat dulu lagi memegang kapak ini, untuk memperoleh sekerat roti untuk keluargaku. Ah, begitu buruknya nasib bagi orang miskin, ketika mereka dilahirkan ke dunia ini.”
Sementara dia masih berkeluh-kesah, sebuah suara memanggilnya dengan penuh rasa iba: “Apa yang kamu keluhkan?”
“Bagaimana saya tidak suka mengeluh, apabila saya tidak memiliki makanan?” katanya. “Pulanglah ke rumahmu,” kata suara itu, “galilah tanah di sudut pekaranganmu, dan kamu akan menemukan harta karun di bawah sebuah dahan yang telah mati.
Ketika penebang kayu ini mendengar hal ini, dia langsung berlutut di tanah, dan berkata: “Tuan, siapakah nama tuan? Siapakah tuan yang begitu baik hati?”
“Namaku Merlin,” kata suara itu.
“Ah! Tuan, Tuhan akan memberkahimu apabila kamu datang menolongku dan menyelamatkan keluargaku dari kemelaratan.”
“Pergilah cepat,” kata suara itu, “dan dalam satu tahun, kembalilah ke sini, dan berikanlah saya penjelasan tentang apa saja yang kamu lakukan dengan uang yang kamu temukan di sudut pekaranganmu.”
“Tuan, Saya akan mengunjungimu dalam satu tahun, atau setiap hari, apabila kamu memerintahkan saya.”
Lalu sang penebang kayu pulang ke rumahnya, menggali tanah pada sudut pekarangannya dan disana dia menemukan harta karun yang telah dijanjikan. Betapa gembiranya mereka sekeluarga karena telah lepas dari kemiskinan.
Karena tidak ingin tetangganya tahu mengapa mereka tiba-tiba menjadi kaya, dia masih pergi ke dalam hutan dengan membawa kapak, sehingga seolah-olah dia bekerja keras dan secara perlahan-lahan terangkat dari kemiskinan menjadi kemakmuran.
Pada akhir tahun, dia pergi ke dalam hutan untuk memenuhi janjinya. Dan suara itu berkata, “Jadi kamu akhirnya datang!” “Ya Tuan,” “Dan bagaimana kamu membelanjakan harta tersebut?” “Tuan, keluargaku sudah dapat makan makanan yang baik dan berpakaian yang bagus, dan kami selalu berterima kasih kepadamu setiap hari.”
“Keadaan kamu sekarang menjadi lebih baik kalau begitu, tapi katakan padaku, apakah masih ada hal yang kamu inginkan?” “Ah, ya, Tuan, saya ingin menjadi walikota di tempat saya.”
“Baiklah, dalam empat puluh hari kamu akan menjadi walikota.”
“Oh, beribu-ribu terima kasih, pelindungku yang baik.”
Pada tahun kedua, penebang kayu yang kaya datang ke hutan dengan baju baru yang sangat baik dan mengenakan atribut bahwa dia adalah walikota.
“Bapak Merlin,” panggilnya, “datanglah dan berbicaralah padaku.”
“Saya di sini,” kata suara itu, “apa yang kamu harapkan?”
“Seorang pejabat tinggi baru saja meninggal kemarin, dan anak laki-laki saya, dengan bantuanmu, ingin menggantikannya, Saya meminta kebaikan hatimu.”
“Dalam empat puluh hari, hal yang kamu inginkan akan terwujud,” kata Merlin.
Begitu pula dalam empat puluh hari, anaknya menjadi pejabat tinggi, dan mereka masih juga belum puas.
Pada akhir tahun ketiga, penebang kayu tersebut mencari lagi Merlin di hutan, dan dengan suara yang merendahkan, dia berkata “Merlin, maukah kamu membantu saya?”
“Apa yang kamu kehendaki?” kata suara itu.
“Putriku berharap agar dapat menikah dengan seorang pejabat,” katanya. “Harapanmu akan terwujud,” balas Merlin, dan dalam empat puluh hari, anak perempuan penebang kayu itu menikah dengan seorang pejabat.
Dan begitulah akhirnya waktu terus berlalu, hingga pada akhir tahun keempat, istrinya yang bijaksana menyuruhnya kembali kesana untuk berterima kasih, tetapi penebang kayu itu menjawab:”Mengapa saya harus masuk kembali ke hutan itu untuk berbicara dengan mahluk yang tidak pernah saya lihat? Saya sekarang sangat kaya, mempunyai banyak teman, dan namaku sangat di hormati semua orang.”
“Pergilah sekali lagi,” kata istrinya, “Kamu harus memberi dia salam dan berterima kasih atas segala kebaikannya.”
Akhirnya penebang kayu itu dengan menunggangi kudanya, diikuti oleh dua orang pelayan, masuk ke dalam hutan dan mulai berteriak: “Merlot! Merlot! Saya tidak membutuhkan kamu lagi, karena sekarang saya cukup kaya.” Merlin membalasnya, “Sepertinya kamu lupa saat kamu masih miskin, tidak cukup makan, dengan hanya berbekal kapak, kamu dengan susah payah mendapatkan enam pence setiap hari! Saya saya memberikan kamu berkah pertama kali, kamu berlutut dengan kedua kakimu, dan memanggil saya ‘Tuan’, setelah berkah kedua, kamu hanya memanggil saya ‘Bapak’ dan setelah yang ketiga, kamu memanggilku dengan ‘Merlin’ saja, sekarang dengan sombongnya kamu memanggilku ‘Merlot’! kamu mungkin berpikir bahwa kamu sudah sangat kaya dan hidup dengan baik dan tidak memerlukan lagi saya, Mari kita lihat nanti, selama ini kamu tidak memiliki hati yang baik dan selalu bertindak bodoh, tetaplah menjadi bodoh, dan tetaplah menjadi miskin seperti saat pertama saya bertemu dengan kamu.” Penebang kayu itu tertawa terbahak-bahak, mengangkat bahunya dan tidak mempercayai apa yang dikatakan kepadanya.
Dia kembali ke rumahnya, tapi dengan cepat anaknya yang sekarang menjadi pejabat tinggi, meninggal, putrinya yang menjadi istri seorang pejabat juga menderita sakit keras dan akhirnya meninggal. Kesialan menimpanya terus menerus dan saat perang pecah, serdadu dari kedua belah pihak yang berperang, memasuki rumahnya, merampas minuman dan makanan yang ada di lumbungnya, membakar semua ladangnya, juga rumahnya, hingga dia tidak memiliki uang satu penny pun.
Ketika tiba masa untuk membayar pajak, dia tidak mempunyai uang di kantongnya, sehingga dia terpaksa menjual semua ladangnya. “Lihat,” kata penebang kayu yang tidak tahu berterimakasih itu, sambil menangis, “Saya telah kehilangan semua yang saya miliki, uang, ladang, kuda, anak-anakku! Mengapa saya tidak percaya kepada Merlin? hanya kematian yang belum menjemput saya, saya sudah tidak tahan dengan penderitaan ini.”
“Tidak begitu,” kata istrinya yang bijaksana, “Kita harus mulai bekerja keras kembali.” “Dengan apa?” kata penebang kayu, “Kita bahkan sudah tidak memiliki seekor keledaipun untuk bekerja!”
“Dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita,” kata istrinya lagi.
Tuhan hanya memberikan mereka sebuah keranjang, yang dipinjam dari tetangganya. Dengan keranjang ini di punggungnya dan kapak di tangannya, dia akhirnya masuk ke hutan untuk bekerja menebang kayu, mencoba untuk mencari kayu untuk mendapatkan enam pence sehari.
Semenjak itu, dia tidak pernah mendengar suara Merlin lagi.
Kisah Iblis dan Penebang Kayu
Dari Hasan, Mubarak bin Fadhilah telah meriwayatkan untuk kita semua. Sebuah kisah teladan Islami yang bisa dijadikan panutan untuk umat Islam agar selalu zikir dan ingat terhadap Allah SWT.
Kisahnya.
Dahulu ada sebuah pohon yang disembah, selain Allah SWT.
Kemudian datanglah seorang laki-laki mendatanginya dan berkata,
“Aku akan menebang pohon ini.”
Pada mulanya si penebang pohon ini datang untuk menebang karena takut akan Murka Allah SWT.
Maka iblispun datang dengan bentuk menyerupai manusia dan menghadang si penebang pohon,
Kisahnya.
Dahulu ada sebuah pohon yang disembah, selain Allah SWT.
Kemudian datanglah seorang laki-laki mendatanginya dan berkata,
“Aku akan menebang pohon ini.”
Pada mulanya si penebang pohon ini datang untuk menebang karena takut akan Murka Allah SWT.
Maka iblispun datang dengan bentuk menyerupai manusia dan menghadang si penebang pohon,
“Apa yang hendak kau lakukan?” tanya iblis.
“Aku hendak menebang pohon yang dijadikan sembahan selain Allah SWT,” jawab si penebang pohon.
“Jika engkau tidak menyembahnya, ia tidak akan membahayakanmu,” jawab iblis.
“Aku tetap akan menebangnya,” kata si penebang kayu.
Iblis terus menerus menggoda si penebang pohon.
“Adakah jalan lain yang lebih baik untukmu? Jika engkau tidak menebang pohon itu maka engkau akan mendapatkan 2 dinar setiap pagi di bawah bantalmu.” kata iblis.
“Darimana engkau mendapatkannya?” tanya si penebang kayu.
“Aku yang akan memberikannya kepadamu.” jawab iblis yang menjelma menjadi manusia itu.
Kemudian laki-laki penebang pohon kembali pulang ke rumahnya dan mengurungkan niatnya untuk menebang pohon. Maka pada paginya ia mendapatkan uang 2 dinar di bawah bantalnya.
Namun pada hari berikutnya uang tersebut tidak ditemukan di bawah bantalnya lagi. Si penebang kayu marah dan bergegas menuju pohon yang jadi sembahan tersebut dan bermaksud menebangnya kali ini.
Di tengah perjalanan, iblis muncul lagi dengan rupa asli dan menghadangnya.
“Apa yang hendak engkau lakukan?” tanya iblis.
“Aku hendak menebang pohon yang disembah selain Allah SWT,” jawab si penebang kayu.
“Engkau telah berbohong, engkau tidak akan bisa menebang pohon itu,” kata iblis lagi.
Akhirnya penebang pohon tetap pergi untuk menebang pohon. Namun iblis juga tak membiarkannya, ia memukul dan mencekiknya sampai hampir mati.
Lalu iblis berkata,
“Tahukah engkau siapa sebenarnya aku? Aku adalah Iblis. Pertama kali engkau marah dan hendak menebang pohon itu karena hanya mencari ridha Allah SWT. Saat itu, aku tidak mampu menghalangimu, maka aku membujukmu melalui uang 2 dinar. Saat itu engkau tidak jadi menebang pohon tersebut. Maka ketika engkau marah dan hendak menebang pohon hanya karena uang 2 dinar, aku dapat menghalangi dan mengalahkanmu.”
Kisah Penebang Kayu dan Raja Tikus
Raja tikus hidup di dalam sebuah pohon beringin di hutan. Suatu hari, seorang pria miskin hendak menebang pohon tersebut. Saat ia mulai menebang pohon itu, raja tikus menjadi ketakutan “Tolong, jangan tebang pohon ini” katanya kepada penebang kayu, “dan aku akan memberimu sebongkah emas setiap hari. “
Penebang kayu itu setuju. Jadi, setiap malam raja tikus membawakan sebongkah emas dari bawah akar pohon dan memberikannya kepada si penebang pohon. Penebang kayu mengambil bongkahan-bongkahan emas tersebut dan menunjukkan mereka kepada istrinya.
Setelah beberapa hari, istrinya bertanya, “Dari mana kamu dapat emas itu?” “Nggak usah kuatir, itu halal kok,” katanya, “simpan aja,” Beberapa hari kemudian istrinya bertanya lagi, tapi dia tidak mau menceritakannya. “Jika kamu tidak mau memberi tahukan pada saya,” katanya mengancam, “saya akan laporkan pada polisi bahwa kamu seorang perampok.”
Penebang kayu itu pun ketakutan pada istrinya, Jadi dia berkata, “Setiap malam raja tikus memberi saya sebongkah emas dari bawah akar pohon.” “Oh, kamu bodoh!” Kata istrinya. “Kau sudah ditipu oleh tikus itu. Dia memberi kamu sebongkah emas setiap malam tapi masih banyak sisa emas berada di bawah pohon sana! Mengapa kamu tidak menebang pohon itu dan mengambil semua emas yang ada di sana? “
Penebang kayu itu pun melakukan seperti yang diperintahkan istrinya. Dia menebang pohon itu. Tetapi ketika ia mencari emas di bawah akar pohon , ternyata tidak ada emas. Raja tikus telah berhasil melarikan diri/menyelamatkan diri.
Malam itu juga, raja tikus mendatangi rumah penebang kayu itu dan mengambil kembali semua emas yang telah dia berikan. Jadi penebang kayu kembali miskin seperti dahulu lagi.
Penebang kayu itu setuju. Jadi, setiap malam raja tikus membawakan sebongkah emas dari bawah akar pohon dan memberikannya kepada si penebang pohon. Penebang kayu mengambil bongkahan-bongkahan emas tersebut dan menunjukkan mereka kepada istrinya.
Setelah beberapa hari, istrinya bertanya, “Dari mana kamu dapat emas itu?” “Nggak usah kuatir, itu halal kok,” katanya, “simpan aja,” Beberapa hari kemudian istrinya bertanya lagi, tapi dia tidak mau menceritakannya. “Jika kamu tidak mau memberi tahukan pada saya,” katanya mengancam, “saya akan laporkan pada polisi bahwa kamu seorang perampok.”
Penebang kayu itu pun ketakutan pada istrinya, Jadi dia berkata, “Setiap malam raja tikus memberi saya sebongkah emas dari bawah akar pohon.” “Oh, kamu bodoh!” Kata istrinya. “Kau sudah ditipu oleh tikus itu. Dia memberi kamu sebongkah emas setiap malam tapi masih banyak sisa emas berada di bawah pohon sana! Mengapa kamu tidak menebang pohon itu dan mengambil semua emas yang ada di sana? “
Penebang kayu itu pun melakukan seperti yang diperintahkan istrinya. Dia menebang pohon itu. Tetapi ketika ia mencari emas di bawah akar pohon , ternyata tidak ada emas. Raja tikus telah berhasil melarikan diri/menyelamatkan diri.
Malam itu juga, raja tikus mendatangi rumah penebang kayu itu dan mengambil kembali semua emas yang telah dia berikan. Jadi penebang kayu kembali miskin seperti dahulu lagi.
Kisah Dua Penebang Pohon
Suatu hari seorang saudagar kayu sedang mencari beberapa penebang pohon. Maka akhirnya didapatlah dua orang penebang bernama si Kurus dan si Gendut. Di hari pertama mereka bekerja, si Gendut langsung menebang pohon dengan semangat. Sedangkan si Kurus duduk santai terlebih dahulu sambil mempersiapkan kapaknya. Hari itu si Gendut mampu menebang dua puluh batang pohon dan si Kurus hanya lima batang. Sang saudagar memuji hasil kerja si Gendut sehingga membuatnya sangat bangga.
Esoknya, mereka kembali bekerja. Sama seperti sebelumnya, si Gendut langsung menebang pohon dengan semangat dan si Kurus mempersiapkan peralatannya dengan santai. Hari itu hasil pohon yang mereka tebang berubah. Si Gendut menebang enam belas batang pohon dan hasil tebangan si Kurus meningkat menjadi delapan. Esoknya dan esoknya lagi juga terjadi seperti itu. Hasil tebangan si Gendut semakin menurun. Berbeda dengan hasil tebangan si Kurus yang terus meningkat hingga lebih banyak dari si Gendut.Akhirnya, sore pun tiba. Letih yang amat sangat dirasakan oleh si Gendut. Tangannya sudah seperti mati rasa karena ia mengeluarkan banyak sekali tenaga saat menebang tadi. Tapi ia sangat puas karena yakin pohon tebangannya bisa lebih banyak dari yang bisa ditebang si Kurus.
Namun ternyata ia harus kecewa. Hasil tebangannya masih lebih sedikit dari si Kurus. Ia penasaran dan bertanya pada si Kurus kenapa bisa menebang pohon lebih banyak dibandingkan dirinya. Padahal ia telah menebang lebih giat.
Maka ia tahu penyebab si Kurus bisa menebang lebih banyak. Itu karena si Kurus rajin mengasah kapaknya sebelum menebang pohon. Sedangkan si Gendut tidak pernah mengasah kapaknya sehingga akhirnya kapak tersebut semakin tumpul. Kapak yang tumpul akan membuat si penebang kesulitan ketika menebang pohon.
Esoknya, si Gendut mengikuti kebiasaan si Kurus untuk mengasah kapak terlebih dahulu. Hingga pada akhirnya ia bisa menebang pohon lebih banyak dari hari sebelumnya.
Pesan Moral: Rajinlah mengasah apa yang kamu miliki, misalnya bakat kamu agar kamu dapat menggunakannya dengan maksimal
Sunday
MUNGKIN YA, MUNGKIN TIDAK
Pada jaman dahulu, ada sebuah desa di mana tinggal seorang tua yang sangat bijaksana. Penduduk desa percaya bahwa orang tua itu selalu dapat menjawab pertanyaan mereka atau memecahkan persoalan mereka. Suatu hari, seorang petani di desa itu datang menemui orang tua yang bijak ini dan berkata dengan putus asa, “Pak Tua yang bijaksana, tolonglah saya. Saya sedang mendapat musibah. Kerbau saya mati dan saya tak punya binatang lain yang dapat membajak sawah! Bukankah ini musibah paling buruk yang menimpa saya?” Orang tua yang bijak tersebut menjawab, “Mungkin ya, mungkin tidak.”
Petani itu bergegas kembali ke desa dan menceritakan kepada tetangga-tetangganya bahwa orang tua yang bijak itu kini sudah menjadi gila. Tentu saja inilah musibah terburuk yang dialaminya. Mengapa orang tua itu tidak melihatnya?
Namun, keesokan harinya tiba-tiba muncul seekor kuda yang masih muda dan kuat di dekat tanah milik petani itu. Karena tak punya kerbau lagi untuk membajak sawahnya, petani itu berpikir untuk menangkap kuda itu sebagai ganti kerbaunya. Dan akhirnya ditangkapnyalah kuda itu. Betapa gembiranya si petani. Membajak sawah tak pernah semudah ini rasanya. Ia datang kembali ke orang tua yang bijak itu dan meminta maaf, “Pak Tua yang bijaksana, Anda memang benar. Kehilangan kerbau bukanlah musibah yang paling buruk yang menimpa diri saya. Inilah rahmat terselubung bagi saya! Saya tak akan pernah bisa memiliki kuda baru seandainya kerbau saya tidak hilang. Anda pasti setuju bahwa inilah hal terbaik yang pernah saya dapatkan.” Orang tua itu menjawabnya sekali lagi, “Mungkin ya, mungkin tidak.”
Lagi-lagi begini, pikir si petani. Pastilah orang tua yang bijak itu sudah benar-benar gila sekarang.!
Tetapi sekali lagi si petani tidak mengetahui apa yang terjadi. Beberapa hari kemudian anak laki-laki si petani jatuh dari kuda yag sedang dinaikinya. Kakinya patah dan tak bisa lagi membantu ayahnya bertani. Tidak, pikir si petani. Sekarang kami akan mati kelaparan. Sekali lagi si petani datang menemui orang tua yang bijak itu. Kali ini ia berkata, “Bagaimana Anda bisa tahu bahwa mendapatkan kuda bukanlah sesuatu yang baik bagi saya? Lagi-lagi anda benar. Anak saya terluka dan tak bisa lagi membantu saya bertani. Kali ini saya benar-benar yakin bahwa inilah hal terburuk yang pernah menimpa saya. Sekarang pasti Anda setuju.” Tetapi seperti yang terjadi sebelumnya, orang tua yang bijak itu dengan tenang menatap si petani dan dengan suaranya yang sejuk berkata sekali lagi, “Mungkin ya, mungkin tidak.” Marah karena merasa orang tua yang bijak tersebut menjadi begitu bodoh, si petani langsung pulang ke desanya.
Keesokan harinya, datanglah tentara yang bertugas mengumpulkan semua pemuda yang bertubuh sehat untuk dijadikan prajurit dalam perang yang baru saja meletus. Anak laki-laki si petani adalah satu-satunya pemuda di desa itu yang tidak diikutsertakan. Ia tetap hidup, sementara pemuda lainnya kemungkinan besar akan mati dalam peperangan.
(dari buku “Don’t Sweat the Small Stuff”- Richard Carlson, Ph.D.)
Petani itu bergegas kembali ke desa dan menceritakan kepada tetangga-tetangganya bahwa orang tua yang bijak itu kini sudah menjadi gila. Tentu saja inilah musibah terburuk yang dialaminya. Mengapa orang tua itu tidak melihatnya?
Namun, keesokan harinya tiba-tiba muncul seekor kuda yang masih muda dan kuat di dekat tanah milik petani itu. Karena tak punya kerbau lagi untuk membajak sawahnya, petani itu berpikir untuk menangkap kuda itu sebagai ganti kerbaunya. Dan akhirnya ditangkapnyalah kuda itu. Betapa gembiranya si petani. Membajak sawah tak pernah semudah ini rasanya. Ia datang kembali ke orang tua yang bijak itu dan meminta maaf, “Pak Tua yang bijaksana, Anda memang benar. Kehilangan kerbau bukanlah musibah yang paling buruk yang menimpa diri saya. Inilah rahmat terselubung bagi saya! Saya tak akan pernah bisa memiliki kuda baru seandainya kerbau saya tidak hilang. Anda pasti setuju bahwa inilah hal terbaik yang pernah saya dapatkan.” Orang tua itu menjawabnya sekali lagi, “Mungkin ya, mungkin tidak.”
Lagi-lagi begini, pikir si petani. Pastilah orang tua yang bijak itu sudah benar-benar gila sekarang.!
Tetapi sekali lagi si petani tidak mengetahui apa yang terjadi. Beberapa hari kemudian anak laki-laki si petani jatuh dari kuda yag sedang dinaikinya. Kakinya patah dan tak bisa lagi membantu ayahnya bertani. Tidak, pikir si petani. Sekarang kami akan mati kelaparan. Sekali lagi si petani datang menemui orang tua yang bijak itu. Kali ini ia berkata, “Bagaimana Anda bisa tahu bahwa mendapatkan kuda bukanlah sesuatu yang baik bagi saya? Lagi-lagi anda benar. Anak saya terluka dan tak bisa lagi membantu saya bertani. Kali ini saya benar-benar yakin bahwa inilah hal terburuk yang pernah menimpa saya. Sekarang pasti Anda setuju.” Tetapi seperti yang terjadi sebelumnya, orang tua yang bijak itu dengan tenang menatap si petani dan dengan suaranya yang sejuk berkata sekali lagi, “Mungkin ya, mungkin tidak.” Marah karena merasa orang tua yang bijak tersebut menjadi begitu bodoh, si petani langsung pulang ke desanya.
Keesokan harinya, datanglah tentara yang bertugas mengumpulkan semua pemuda yang bertubuh sehat untuk dijadikan prajurit dalam perang yang baru saja meletus. Anak laki-laki si petani adalah satu-satunya pemuda di desa itu yang tidak diikutsertakan. Ia tetap hidup, sementara pemuda lainnya kemungkinan besar akan mati dalam peperangan.
(dari buku “Don’t Sweat the Small Stuff”- Richard Carlson, Ph.D.)
CALON PEMENANG
Dalam kesuksesan, ada empat tingkatan pencapaian. Yang pertama ialah pemenang saat ini, yaitu mereka yang telah mengetahui apa yang mereka inginkan dan mengambil tindakan secara fokus untuk menggapai tujuan mereka.
Tingkat yang terakhir adalah tingkatan pencapaian ialah mereka yang belum menyadari potensi mereka.
Diantara kedua tingkatan di atas ialah tingkatan calon pemenang, mereka yang telah menentukan tujuan mereka dan mulai fokus dalam tindakan mereka.
Tingkat yang lainnya ialah tingkat calon harapan pemenang, mereka yang belum sepenuhnya untuk menggapai kesuksesan. Mereka mungkin telah melalui perjalanan yang berat dan menyimpang dari tujuannya. Mungkin juga mereka yang memiliki konsep diri yang perlu diperbaiki.
Apakah Anda seorang calon pemenang?
Anda akan mengetahuinya jika Anda adalah seorang calon pemenang. Anda akan merasakan gairah yang luar biasa untuk mengejar apa yang Anda inginkan. Satu hal yang dapat menghentikan Anda hanyalah apa yang Anda percaya.
Mungkin Anda juga telah menemukan kekuatan dari hubungan dengan pemenang dan calon pemenang. Ada alasan mengapa kita dinilai dari dengan siapa kita bersama karena merekalah yang membentuk karakter kita dalam hidup.
Anda bisa jadi sedang membangun jalan Anda dalam bisnis atau secara serius sedang memikirkannya. Hal ini merupakan salah satu jejak dari seorang pemenang. Jika Anda demikian, Anda sedang berada dijalur yang tepat.
Apakah Anda seorang calon pemenang?
Seorang calon pemenang amat mudah dikenali. Mereka selalu mencari. Mereka membaca buku pengembangan diri, mengikuti seminar-seminar motivasi, membeli serta mendengarkan kaset, cd atau video yang memberikan inspirasi, serta percaya bahwa cepat atau lambat mereka akan menciptakan kehidupan yang mereka impikan.
Mereka menyadari talenta dan potensi terpendam yang mereka miliki, namun belum menemukan cara bagaimana memanfaatkannya.
Anda adalah seorang calon pemenang jika Anda akan merasakan gairah yang luar biasa untuk mengejar apa yang Anda inginkan.
Apakah Anda seorang calon harapan pemenang?
Anda dapat berubah dari seorang calon harapan pemenang menjadi seorang pemenang. Hal ini hanya ditentukan dari tindakan Anda.
Satu tindakan yang dapat Anda lakukan ialah berubah. Keluar dari zona nyaman Anda dan lakukan sesuatu untuk membawa hidup Anda ke tingkat pencapaian yang lebih baik.
Pertumbuhan selalu melibatkan perubahan. Dan sejujurnya, perubahan bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Berubah dari sekedar “teori” terobosan hidup menjadi “tindakan” akan amat sangat tidak menyenangkan.
Coba kenali salah satu alasan kuat mengapa Anda tidak dapat mengatasi ketakutan Anda. Ingatkan diri Anda sendiri mengapa Anda ingin berubah. Seringkali keinginan untuk menghindari sengsara dapat menjadi alasan yang sangat kuat daripada hanya sekedar berusaha untuk berubah. Gunakan alasan yang sangat kuat untuk mengatasi ketakutan dan kekhawatiran Anda .
Merasa diri Anda berada ditingkat terakhir?
Apakah Anda merasa diri Anda berada di tingkat terakhir? Pasti Anda salah besar. Anda tidak mungkin membaca artikel ini sampai disini jika Anda berada ditingkat terakhir. Setidak-tidaknya Anda ingin untuk sukses.
Jika Anda sudah letih, lelah dan kecewa dengan hidup Anda, Anda mungkin sedang berada dijalur perubahan. Inilah awal mulanya ketika Anda berubah menjadi seorang calon harapan pemenang.
Ada sesuatu di dalam diri Anda yang memberitahu kepada Anda bahwa ada banyak sekali peluang di luar sana, mendorong diri Anda untuk meraihnya dan menggunakan potensi Anda lebih lagi.
Inilah saatnya untuk masuk ke dalam tingkat calon pemenang. Lakukan sesuatu dan jadilah seperti yang Anda inginkan!
SALAM,
Tingkat yang terakhir adalah tingkatan pencapaian ialah mereka yang belum menyadari potensi mereka.
Diantara kedua tingkatan di atas ialah tingkatan calon pemenang, mereka yang telah menentukan tujuan mereka dan mulai fokus dalam tindakan mereka.
Tingkat yang lainnya ialah tingkat calon harapan pemenang, mereka yang belum sepenuhnya untuk menggapai kesuksesan. Mereka mungkin telah melalui perjalanan yang berat dan menyimpang dari tujuannya. Mungkin juga mereka yang memiliki konsep diri yang perlu diperbaiki.
Apakah Anda seorang calon pemenang?
Anda akan mengetahuinya jika Anda adalah seorang calon pemenang. Anda akan merasakan gairah yang luar biasa untuk mengejar apa yang Anda inginkan. Satu hal yang dapat menghentikan Anda hanyalah apa yang Anda percaya.
Mungkin Anda juga telah menemukan kekuatan dari hubungan dengan pemenang dan calon pemenang. Ada alasan mengapa kita dinilai dari dengan siapa kita bersama karena merekalah yang membentuk karakter kita dalam hidup.
Anda bisa jadi sedang membangun jalan Anda dalam bisnis atau secara serius sedang memikirkannya. Hal ini merupakan salah satu jejak dari seorang pemenang. Jika Anda demikian, Anda sedang berada dijalur yang tepat.
Apakah Anda seorang calon pemenang?
Seorang calon pemenang amat mudah dikenali. Mereka selalu mencari. Mereka membaca buku pengembangan diri, mengikuti seminar-seminar motivasi, membeli serta mendengarkan kaset, cd atau video yang memberikan inspirasi, serta percaya bahwa cepat atau lambat mereka akan menciptakan kehidupan yang mereka impikan.
Mereka menyadari talenta dan potensi terpendam yang mereka miliki, namun belum menemukan cara bagaimana memanfaatkannya.
Anda adalah seorang calon pemenang jika Anda akan merasakan gairah yang luar biasa untuk mengejar apa yang Anda inginkan.
Apakah Anda seorang calon harapan pemenang?
Anda dapat berubah dari seorang calon harapan pemenang menjadi seorang pemenang. Hal ini hanya ditentukan dari tindakan Anda.
Satu tindakan yang dapat Anda lakukan ialah berubah. Keluar dari zona nyaman Anda dan lakukan sesuatu untuk membawa hidup Anda ke tingkat pencapaian yang lebih baik.
Pertumbuhan selalu melibatkan perubahan. Dan sejujurnya, perubahan bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Berubah dari sekedar “teori” terobosan hidup menjadi “tindakan” akan amat sangat tidak menyenangkan.
Coba kenali salah satu alasan kuat mengapa Anda tidak dapat mengatasi ketakutan Anda. Ingatkan diri Anda sendiri mengapa Anda ingin berubah. Seringkali keinginan untuk menghindari sengsara dapat menjadi alasan yang sangat kuat daripada hanya sekedar berusaha untuk berubah. Gunakan alasan yang sangat kuat untuk mengatasi ketakutan dan kekhawatiran Anda .
Merasa diri Anda berada ditingkat terakhir?
Apakah Anda merasa diri Anda berada di tingkat terakhir? Pasti Anda salah besar. Anda tidak mungkin membaca artikel ini sampai disini jika Anda berada ditingkat terakhir. Setidak-tidaknya Anda ingin untuk sukses.
Jika Anda sudah letih, lelah dan kecewa dengan hidup Anda, Anda mungkin sedang berada dijalur perubahan. Inilah awal mulanya ketika Anda berubah menjadi seorang calon harapan pemenang.
Ada sesuatu di dalam diri Anda yang memberitahu kepada Anda bahwa ada banyak sekali peluang di luar sana, mendorong diri Anda untuk meraihnya dan menggunakan potensi Anda lebih lagi.
Inilah saatnya untuk masuk ke dalam tingkat calon pemenang. Lakukan sesuatu dan jadilah seperti yang Anda inginkan!
SALAM,
Saturday
KEAHLIAN adalah Kebiasaan yang diulang
Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"
Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!
Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.
Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!!!
KEAHLIAN MANUSIA
Apakah keahlian manusia itu terbatas?
Sekali lagi, the power of syukur. Kita harus mengetahui bahwa, kita memiliki 3 milyar kombinasi keahlian. Mengapa kita tidak memanfaatkannya?. Satu hal dikarenkan oleh terbatasnya pemahaman kita dan lain halnya disebabkan materi pengajaran kita selama ini belum ada yang berbasis meunculkan keahlian tersebut. Mengapa?
Apakah pantas jika saya katakan bahwa, jika kita gunakan keahlian kita setiap harinya maka keahlian itu tak akan habis hingga kita meninggal, dengan kata lain, keahlian manusia itu unlimeted. Namun, kendala manusia yang paling besar adalah melawan sahabat karib kita yaitu an-nafsu. An-nafsu ini merupakan sahabat karib kita yang sejak lahir kita telah ditemaninya. Hal inilah yang terkadang menghalangi kita untuk menggunakan dan mengembangkan keahlian kita. Hal ini manusiawi. Dan hanya manusia handallah yang mampu keluar dari kemanusiawian ini yaitu dengan cara mengekang segala rasa yang ditimbulkan oleh An-nafsu seperti rasa malas, iri, was-was dan hal-hal yang menyankut syahwat. Namun, terlepas dari itu, manusia harus bersyukur.
Sekali lagi, the power of syukur. Kita harus mengetahui bahwa, kita memiliki 3 milyar kombinasi keahlian. Mengapa kita tidak memanfaatkannya?. Satu hal dikarenkan oleh terbatasnya pemahaman kita dan lain halnya disebabkan materi pengajaran kita selama ini belum ada yang berbasis meunculkan keahlian tersebut. Mengapa?
Apakah pantas jika saya katakan bahwa, jika kita gunakan keahlian kita setiap harinya maka keahlian itu tak akan habis hingga kita meninggal, dengan kata lain, keahlian manusia itu unlimeted. Namun, kendala manusia yang paling besar adalah melawan sahabat karib kita yaitu an-nafsu. An-nafsu ini merupakan sahabat karib kita yang sejak lahir kita telah ditemaninya. Hal inilah yang terkadang menghalangi kita untuk menggunakan dan mengembangkan keahlian kita. Hal ini manusiawi. Dan hanya manusia handallah yang mampu keluar dari kemanusiawian ini yaitu dengan cara mengekang segala rasa yang ditimbulkan oleh An-nafsu seperti rasa malas, iri, was-was dan hal-hal yang menyankut syahwat. Namun, terlepas dari itu, manusia harus bersyukur.
Keahlian manusia bisa saja kita kembangkan melalui panca indra kita ataupun lewat insting kita. Kita mampu membentuk sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi sebuah mahakarya. Kita mampu memprediksi sesuatu yang belum terjadi sehingga kita mampu menciptakan sesuatu untuk menghalanginya ataupun menambah rahmat yang ditimbulkan oleh prakiraan tersebut. Ilmu itu takkan berhenti mengalir selama yang di dalam diri kita tidak tersumbat oleh benang-benang kedengkian, kesombongan, dan lain-lainnya. Kitalah yang menyumbatnya. Kitalah yang tidak mau menerima ilmu laddunni dari Allah Subhanahu Wataala.
Sunday
Mengendalikan Amarah
Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Ayahku menyadari hal ini.
Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah.
Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku.
Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut.
Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.”
Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Ayah tambah berkata “Seperti lubang ini … di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik”
Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah.
Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku.
Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut.
Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.”
Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Ayah tambah berkata “Seperti lubang ini … di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik”
Penyesalan
Sepasang suami-istri yang sudah dikaruniai, seorang anak berumur 1 tahun hidup dengan bahagia. Mereka memelihara seekor anjing yang begitu setia.
Sejak dari pacaran sampai sudah dikaruniai anak, anjing ini telah menjadi bagian dalam hidup mereka. Sebagai teman bermain, penjaga sekaligus pelindung keluarga. Merekapun sangat menyayangi dan mempercayai anjing ini.
Suatu saat kedua suami istri ini keluar rumah dan meninggalkan anak mereka bersama anjing peliharaannya. Namun mereka lupa memberi makan anjing tersebut.
Saat mereka pulang, dikejutkan dengan tetesan-tetesan darah yang berserakan dilantai.
Kaget, takut, khawatir bercampur aduk dalam benak mereka langsung berlari menuju kamar.
Di depan pintu kamar, duduk anjing peliharaan itu dengan mulut yang masih meneteskan darah segar. Histeris, kedua suami-istri berteriak. Si istri terduduk lemas dengan isak tangis, sedangkan sang suami langsung mengambil kursi yang ada diruangan dan menghantamkanya bertubi-tubi kekepala anjing tersebut. Si anjing seolah pasrah menerima nasibnya tanpa berusaha menghindar,..akhirnya mati.
Dengan perasaan hancur dan tangis yang semakin menjadi, kedua suami istri itu pun berpelukan. Dalam hati mereka tidak menyangka telah kehilangan sang buah hati dan anjing peliharaan bersamaan. Dengan langkah lunglai, keduanya memasuki kamar.
Dan betapa kagetnya mereka saat melihat anak mereka tertidur pulas diatas ranjang, sedangkan disamping ranjang tergeletak seekor ular yang sudah mati berlumuran darah.
Mereka baru sadar ternyata… anjing peliharaan itu telah melindungi anak mereka dari ancaman si ular.
Mereka sangat menyesali perbuatannya tetapi apa mau dikata semua sudah terlambat ……
Sejak dari pacaran sampai sudah dikaruniai anak, anjing ini telah menjadi bagian dalam hidup mereka. Sebagai teman bermain, penjaga sekaligus pelindung keluarga. Merekapun sangat menyayangi dan mempercayai anjing ini.
Suatu saat kedua suami istri ini keluar rumah dan meninggalkan anak mereka bersama anjing peliharaannya. Namun mereka lupa memberi makan anjing tersebut.
Saat mereka pulang, dikejutkan dengan tetesan-tetesan darah yang berserakan dilantai.
Kaget, takut, khawatir bercampur aduk dalam benak mereka langsung berlari menuju kamar.
Di depan pintu kamar, duduk anjing peliharaan itu dengan mulut yang masih meneteskan darah segar. Histeris, kedua suami-istri berteriak. Si istri terduduk lemas dengan isak tangis, sedangkan sang suami langsung mengambil kursi yang ada diruangan dan menghantamkanya bertubi-tubi kekepala anjing tersebut. Si anjing seolah pasrah menerima nasibnya tanpa berusaha menghindar,..akhirnya mati.
Dengan perasaan hancur dan tangis yang semakin menjadi, kedua suami istri itu pun berpelukan. Dalam hati mereka tidak menyangka telah kehilangan sang buah hati dan anjing peliharaan bersamaan. Dengan langkah lunglai, keduanya memasuki kamar.
Dan betapa kagetnya mereka saat melihat anak mereka tertidur pulas diatas ranjang, sedangkan disamping ranjang tergeletak seekor ular yang sudah mati berlumuran darah.
Mereka baru sadar ternyata… anjing peliharaan itu telah melindungi anak mereka dari ancaman si ular.
Mereka sangat menyesali perbuatannya tetapi apa mau dikata semua sudah terlambat ……
Ingatlah janganlah ceroboh dalam bertindak karena penyesalan selalu datang terakhir dan biasanya datang terlambat dan semua sudah berakhir.
Subscribe to:
Posts (Atom)