Monday

Memaknai Kehilangan



kehilangan

Ada seorang bapak tengah menyusuri jalan. Tanpa diduga kakinya menginjak sesuatu. Sang bapak menemukan koin kuno yang terlihat kotor. Segera uang itu dibawa ke kolektor uang kuno di daerah Kota. Sungguh beruntung dirinya, uang kuno itu dihargai Delapan juta rupiah. Penuh riang gembira pulang ke rumah. Ditengah jalan bertemu dengan kenalannya.

Kenalannya itu menjual perabotan rumahnya karena hendak pindah tugas ke Jerman. Semuanya dijual delapan juta. 'Wah untung besar ini,' pikirnya. Maka dia berinisiatif menawarkan barang-barangnya ke toko mebel. Pemilik toko segera membelinya dengan harga dua puluh juta rupiah.

Kini ditangannya terdapat uang dua puluh juta rupiah. Nilai uang itu cukup besar bagi dirinya. Sang bapak mampir membeli martabak manis untuk oleh-oleh anak dan istrinya di rumah. Setelah membeli martabak manis, hatinya terasa kebahagiaan. Sambil bersiul-siul dengan wajah gembira terbayang istri yang akan memeluk dirinya dan anak-anaknya berlari minta digendong kemudian menikmati martabak manisnya. 'Istriku akan bahagia, bisa beli baju baru dan sepatu baru untuk anak-anak.' pikirnya.

Namun naas bagi dirinya. Ketika didepan gang memasuki rumahnya, tiba-tiba ada orang yang menodongkan pisau dan merampas seluruh uangnya dan martabak manis yang ada ditangannya. Istrinya berlari mendekati suaminya. 'Bapak, apa yang terjadi? Bapak nggak apa-apa? Apa yang diambilnya dari bapak tadi?' Ucap istrinya terbata-bata ketakutan.

Bapak itu tersenyum sambil menenangkan istrinya dan berkata, 'Oh, itu tadi martabak manis dan koin penyok yang bapak temukan tadi pagi.' 'Alhamdulillah, untung bapak tidak apa-apa, nanti ibu belikan lagi martabak manisnya.' Jawab istrinya dengan wajah berseri-berseri senantiasa bersyukur setiap saat.

Pesan kisah diatas bahwa apapun yang terjadi pada diri kita tidaklah mungkin akan terjadi bila Allah tidak menghendaki. Kadangkala kita menjadi bersedih ketika kita kehilangan harta, kehilangan orang yang kita cintai atau sewaktu kita mendapatkan ujian dalam hidup. Mensyukuri hidup setiap saat atas semua anugerah Allah akan membuat hati kita tenang dan bahagia, yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memiliki rencana yang indah dalam hidup kita.

Bekerja Penuh Cinta



kerja

Ketika kita melakukan aktifitas, lakukanlah dengan penuh riang gembira dan penuh syukur kehadirat Allah. Bila aktifitas itu adalah memasak maka masakannya akan terasa lezat dan menyehatkan tubuh. Pekerjaan apapun bila kita melakukannya dengan senang hati bahkan pekerjaan berat sekalipun akan menjadi terasa ringan. 

Secara hakiki bekerja adalah mengerahkan segala upaya kita segala upaya apa yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala anugerahkan kepada kita. Kita menyadari bahwa bekerja merupakan kegiatan memfungsikan limpahan nikmatNya. Barangkali sebuah kebahagiaan di dalam hidup kita karena telah dapat menggunakan sesuatu yang diberikan oleh yang Maha Pengasih.

Maka tersenyumlah dan bergembiralah! Dengan memanjatkan puji kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mari kita lakukan pekerjaan kita dengan penuh cinta dan suka cita. Bila pekerjaan diiringi dengan pujian kepada Allah tentu akan menghasilkan sebuah pekerjaan yang maksimal dan membawa keberkahan. Bila pekerjaan itu dilakukan oleh seorang ibu yang memasak untuk keluarganya maka masakannya menjadi terasa lezat. Anak-anak dan suami menikmatinya dengan lahap.

Repost from : agussyafii

Kualitas Akhlak

RUMAH YATIM & DHUAFA: Kualitas Akhlak:

Untuk menilai kualitas akhlak seseorang bisa dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 
akhlak

Pertama: Konsistensi antara yang dikatakan dengan yang dilakukan, satunya kata dengan perbuatan. Orang yang berakhlak baik jika berbicara maka ia menyadari betul apa yang dikatakan, menyadari betul apa implikasi dan konsekwensi dari apa yang dikatakan. Oleh karena itu keputusan yang diambil juga sejalan dengan apa yang telah dikatakan. Untuk mengetahui konsistensi seseorang tidak cukup hanya dengan melihat satu kasus, tetapi beberapa kasus dan dalam waktu yang lama, karena adakalanya seseorang dalam satu hal nampaknya tidak konsisten, tetapi setelah dianalisis dengan banyak hal yang dilakukan jauh sebelumnya ternyata itu merupakan konsistensi. Orang awam memandangnya sebagai inkonsistensi, tetapi orang 'arif justru memandangnya sebagai konsistensi.

Kedua: Konsistensi orientasi, yakni antara pandangannya dalam satu hal dengan pandangannya dalam bidang lain. Seorang yang memiliki sikap pemihakan kepada orang lemah, maka sikapnya itu akan nampak ketika berurusan dengan segala bidang, ekonomi, hukum, sosial dan juga politik. Seorang humanis akan selalu mengorientasikan perhatiannya pada masalah humanisme yang berjangka jauh, berbeda dengan politisi yang sering mengukurnya dengan kepentingan politis jangka pendek.

Ketiga: Konsistensi pola hidup. Orang yang berakhlak baik pada umumnya pola hidupnya tidak mudah berubah. Jika ia menempuh pola hidup sederhana, maka baik ketika ia miskin maupun setelah menjadi kaya raya, pola hidupnya tetap hidup sederhana. Ketika ia menjadi pemimpin pun ia tetap bertingkah laku sederhana, mudah dihubungi, tetap santai dan tidak jaim didepan bawahannya.

Pada dasarnya menngenal akhlak adalah mengenali keadaan batin seseorang, oleh karena itu marah belum tentu bermakna benci, menolak belum tentu bermakna tidak simpati, tidak mau memberi belum tentu bermakna tidak mencintai, membiarkan belum tentu bermakna tak peduli, meninggalkan belum tentu bermakna marah, diam belum tentu bermakna ngambek.. Di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala, nilai suatu perbuatan bukan pada perbuatan itu sendiri, tetapi pada apa yang ada di balik perbuatan itu, yakni niatnya, keikhlasannya, kesabarannya, ketabahannya dan hal-hal lain yang bersifat rohaniah.

Sabar Menghadapi Musibah


repost from : Rumah Yatim & Dhuafa
sabar

Kebahagiaan mampu membuat diri kita mabuk kepayang. Kita tidak dalam keadaan sadar dan mawas diri dengan keadaan sekeliling kita karena kita merasakan kenikmatan yang tiada tara sehingga begitu tertimpa kepedihan membuat tubuh kita seolah terguncang hebat. Tanpa kita sadari terucap oleh kita.

'Ya Allah, kenapa ini terjadi pada diriku? Aku tidak lalai, tapi aku tidak siap. Aku tidak melupakan diriMu, tetapi aku sedang berbahagia.'

Sabar menerima musibah membuat tubuh kita menjadi ringan dari penderitaan bahkan mampu menghapus dosa-dosa kita. Setiap diri kita senantiasa memiliki potensi untuk datangnya musibah dan musibah yang datang akan disesuaikan dengan kadar kemampuan kita dalam menerimanya karena Allah sangatlah memahami seberapa kekuatan kita dalam menerima setiap musibah sehingga Allah tidak akan memberikan musibah diluar kesanggupan kita. Cuman seringkali kita tidak peka dan segera mencari akar musibah.

Musibah hadir di dalam kehidupan kita sebagai proses menyucikan kita dari segala kotoran yang melekat dalam jiwa kita sehingga dosa dan segala kotoran jiwa kita dibersihkan dengan kekuatan daya pembersihannya. Bahkan sebagian kalangan ulama mereka terkadang memohon kepada Allah agar diberikan musibah dan penderitaan sebagai wujud pembersihan diri sebab baginya musibah adalah jembatan menuju kemuliaan dalam hidup ini.

Bila kita memahami bahwa musibah sebagai jembatan menuju kemuliaan di dalam kehidupan kita maka sudah sepatutnya kita mampu menyambut disetiap musibah dengan lapang dada dan rasa optimis di dalam hidup ini bahwa Allah memuliaan hidup kita dengan berbagai cara yang indah, terkadang sekalipun kita merasakan hal itu menyakitkan dan membuat hati terasa pedih.

Dan Sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengucapkan 'inna lillaahi wa inna ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami akan kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. 
(Al-Baqarah : 155 : 157).

Cinta Damai



burung
Bila kita menyebarkan cinta untuk orang disekeliling kita maka kita akan merasa damai dimanapun kita berada karena dengan cinta kita mampu membebaskan diri dari kebencian. Kebencian membuat hidup kita menderita. Tidur tak nyenyak, makanpun tidak enak. Dimanapun kita berada kita cemas dan penuh ketakutan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kita agar kita mencintaiNya. Cara mudah agar kita bisa mencintaiNya adalah dengan menyebarkan cinta untuk orang-orang disekeliling kita, lingkungan dan masyarakat. karena pada dasarnya alam semesta adalah Tajalli-Nya. 

Sebagaimana Sabda Nabi, "Kalau kalian mencintai Allah, ikutlah aku (HR. Muslim)." Seperti kita tahu bahwa Nabi Muhammad mencintai sesamanya dengan setulus hati dengan membebaskan masyarakat dari perbudakan dan kebodohan. Akhlak dan perilaku Nabi sangat menghormati orang lain dengan istilah lainnya memanusiawikan manusia. Inilah makna perintah 'Amar Ma'ruf' - Mengajak dalam kebaikan.

Maka perintah Amar Ma'ruf atau mengajak dalam kebaikan berarti sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi, sebagai bukti cinta kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah mencintai sesama dengan setulus hati. Menyebarkan virus cinta untuk orang-orang disekeliling kita, lingkungan dan masyarakat dan akhirnya memberikan kedamaian untuk alam semesta.