Sekali lagi, the power of syukur. Kita harus mengetahui bahwa, kita memiliki 3 milyar kombinasi keahlian. Mengapa kita tidak memanfaatkannya?. Satu hal dikarenkan oleh terbatasnya pemahaman kita dan lain halnya disebabkan materi pengajaran kita selama ini belum ada yang berbasis meunculkan keahlian tersebut. Mengapa?
Apakah pantas jika saya katakan bahwa, jika kita gunakan keahlian kita setiap harinya maka keahlian itu tak akan habis hingga kita meninggal, dengan kata lain, keahlian manusia itu unlimeted. Namun, kendala manusia yang paling besar adalah melawan sahabat karib kita yaitu an-nafsu. An-nafsu ini merupakan sahabat karib kita yang sejak lahir kita telah ditemaninya. Hal inilah yang terkadang menghalangi kita untuk menggunakan dan mengembangkan keahlian kita. Hal ini manusiawi. Dan hanya manusia handallah yang mampu keluar dari kemanusiawian ini yaitu dengan cara mengekang segala rasa yang ditimbulkan oleh An-nafsu seperti rasa malas, iri, was-was dan hal-hal yang menyankut syahwat. Namun, terlepas dari itu, manusia harus bersyukur.
Keahlian manusia bisa saja kita kembangkan melalui panca indra kita ataupun lewat insting kita. Kita mampu membentuk sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi sebuah mahakarya. Kita mampu memprediksi sesuatu yang belum terjadi sehingga kita mampu menciptakan sesuatu untuk menghalanginya ataupun menambah rahmat yang ditimbulkan oleh prakiraan tersebut. Ilmu itu takkan berhenti mengalir selama yang di dalam diri kita tidak tersumbat oleh benang-benang kedengkian, kesombongan, dan lain-lainnya. Kitalah yang menyumbatnya. Kitalah yang tidak mau menerima ilmu laddunni dari Allah Subhanahu Wataala.
No comments:
Post a Comment