Monday

Kisah Elang dan Kalkun


elang dan kalkun

Dahulu kala, Elang dan Kalkun adalah sahabat baik. Mereka sering terbang bersama, mencari makanan dan menghabiskan waktu dengan melintasi udara. Zaman dahulu kalkun dapat terbang setinggi elang dan dengan tubuh rampingnya ia dapat mencari makanan dengan gesit bersama elang. Bukan sesuatu yang janggal bila ada elang pastilah di sana terdapat kalkun menemaninya dan manusiapun merasa hal itu adalah sesuatu yang wajar.

Di suatu hari yang terik saat keduanya sedang asik terbang, kalkun berkata pada elang “Mari kita mencari makan, perutku mulai merasa lapar” dan elang menyetujuinya.Turunlah elang dan kalkun disebuh peternakan yang besar milik seorang petani, tiba-tiba ketika sedang mencari makan di rindangnya pepohonan, seekor sapi yang lewat mempersilahkan elang dan kalkun untuk mengambil jagung yang sedang dimakan sapi.
“Silahkan ambil jagung ini jika kalian mau”.

Elang dan kalkun pun terkejut, baru kali ini mereka ditawari makanan, selama ini mereka harus mencari makanan sendiri, terbang ber mil mil jauhnya dan tidak pernah berpikir apa yang akan dimakan besok, karena mereka harus berburu untuk makan.
“Mengapa kau memberikan jagung ini kepada kami?” Tanya elang kepada sapi. “Kami di sini memiliki banyak stok makanan, Pak petani selalu memberikan kami makanan dan kami tidak perlu mencari apapun, seluruh makanan enak selalu tersedia untuk kami setiap hari”.

Betapa terkejutnya Elang dan kalkun saat mendengar jawaban sapi. Dengan lahapnya elang dan kalkun memakan hidangan yang diberikan sapi.
Keesokan harinya elang dan kalkun datang lagi ke peternakan dan memakan makanan yang disajikan dengan penuh kesenangan.

Hari pun terus berlalu dengan makanan yang berkelimpahan hingga suatu hari kalkun berkata pada elang
“Sahabatku, sebaiknya kita tetap di sini, di peternakan ini kita tidak perlu bersusah payah mencari makanan semua tersedia hanya untuk kita”.
Elang pun menjawab dengan penuh pertimbangan, keinginannya untuk berpetualang dan menemukan hal baru serta menerima tantangan baru tiap hari dan menikmati kemerdekaannya untuk terbang bebas membuat ia enggan untuk menerima ajakan kalkun.
Kalkun tetap dengan keputusannya untuk tetap tinggal dan elang mengucapkan salam perpisahan kepada teman lamanya kalkun, sambil terbang tinggi di angkasa.

Hari berganti hari, kalkun dengan kehidupan di peternakan dipenuhi dengan kenikmatan makanan yang berlimpah dan setiap hari yang santai sehingga tubunya menjadi gemuk, ia pun tidak pernah terbang lagi karena untuk menemukan makanan ia cukup berjalan menggunakan kakinya.

Hingga di suatu malam, kalkun mendengar istri sang petani akan memasak hidangan kalkun panggang untuk merayakan Hari Raya, kalkun merasa terancam dan memutuskan untuk pergi dari peternakan tersebut, namun tanpa ia sadari keahliannya untuk terbang sudah leyap, ia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya yang terbebani oleh bobot badannya yang berat.

Dan di hari raya sang petani pun melahap sajian kalkun panggang yang lezat.

===============

Dari cerita ini , kita dapat menarik pelajaran bahwa saat Anda menyerah terhadap tantangan hidup, terlalu lama berdiam di comfort zone dan mencari keamanan tanpa pernah mencoba meraih yang lebih baik, saat itulah Anda akan terperangkap dalam kenyamanan semu dan sampai suatu hari Anda menyadari & menyesali potensi besar yang Anda sia-siakan dalam hidup Anda dan saat itu tidak ada lagi kesempatan yang tersisa.

Begitu besar makna dari cerita diatas.... tujuan hidup kita sendiri yang menentukan...bahkan untuk apa kita hidup...jawabannya juga ada pada diri kita sendiri...

Mari tingkatkan semangat juang agar kita menjadi seseorang yang sukses dalam meraih cita-cita...!

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda…Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi…

Belajar dari Elang adalah belajar tentang semangat untuk berjuang hidup. Itulah sebabnya mengapa kita memilih untuk merdeka dan berdaulat dibandingkan hidup dibawah penindasan.

Seperti pepatah kuno “SELALU ADA KEJU GRATIS DI DALAM PERANGKAP TIKUS”.

No comments:

Post a Comment