@es_timun Sudah tersedia di Lontong Balap pak Gendut (seberang kantor PDAM), Spesial Belut Sby Cab.Rungkut, Bakso Cak Mat dekat kampus UPN
Jika
kita mengalami trauma pada masa lalu yang begitu membekas. Trauma ini lantas
kita gunakan sebagai 'kambing hitam' atas keterpurukan kita saat ini…kita terus
terikat dengannya, meski itu menyakitkan.
Bila kita
tak bisa lepas dari trauma, maka coba
tanyakanlah hal ini pada diri kita: "Berapa banyak luka lagi yang akan saya
biarkan diderita oleh diri saya sendiri? Apakah trauma ini pantas menghancurkan
seluruh sisa hidup saya? Siapa yang berkuasa disini, diri saya--ataukah
trauma?"
Perhatikanlah
daun-daun yang mati dan berguguran dari pohon, ia sebenarnya memberikan hidup
baru pada pohon. Bahkan sel-sel dalam tubuh kita pun selalu memperbaharui diri.
Segala sesuatu di alam ini memberikan jalan kepada kehidupan yang baru dan membuang
yang lama. Satu-satunya yang menghalangi kita untuk melangkah dari masa lalu
adalah pikiran kita sendiri.
Beban
berat masa lalu, dibawa dari hari ke hari. Berubah menjadi ketakutan dan
kecemasan, yang kemudian pada akhirnya akan menghancurkan hidup kita sendiri.
Temanku..,ingatlah
hanya seorang pemenanglah yang bisa melihat potensi, sementara seorang
pecundang sibuk mengingat masa lalu. Bila kita sibuk menghabiskan waktu dan
energi kita memikirkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan, maka
kita
tidak memiliki hari ini untuk disyukuri.
Saat kita
merasa sedih dan putus asa, atau bahkan menderita, coba renungkan keadaan di
sekitar kita. Barangkali masih banyak yang lebih parah dibandingkan kita? Tetaplah
tegar dan percaya diri, berpikir positif dan optimis, berjuang terus, dan
pantang mundur.
Semoga bermanfaat,
No comments:
Post a Comment